Sunday, March 4, 2012

Alergi susu sapi pada Baby


 
Alergi susu sapi yang terjadi pada bayi, umumnya berkaitan dengan kandungan protein yang terdapat pada susu. Setidaknya ada 20 jenis protein dalam susu sapi yang bisa merangsang terjadinya alergi. Tetapi, yang paling sering menjadi pemicu adalah beta laktoglobuli.

Sekitar 2-3 persen bayi berusia 0-3 tahun mengalami alergi susu sapi, ini dikarenakan bayi mempunyai sistem imun yang masih imatur dan rentan. Alergi ini akan terjadi ketika sistim imun bayi menyadari bahwa protein yang terkandung dalam susu sapi sebagai zat yang berbahaya. Akibatnya, sistem imun bayi akan melawan protein yang ada di dalam susu sapi sehingga munculah gejala-gejala reaksi alergi.
Gejala

Sama seperti gejala alergi terhadap jenis makanan lainnya, alergi susu sapi juga akan menyerang kulit, saluran pencernaan dan saluran napas.
Terdapat 3 pola klinis respon alergi ini pada bayi, yaitu :
  1. Reaksi cepat. Gejala akan muncul setelah 45 menit meminum susu sapi. Yaitu berupa, bintik merah pada kulit bayi, rasa gatal, gangguan sistem saluran napas seperti napas berbunyi 'ngik’, bersin, hidung dan mata gatal serta mata merah.
 
  1. Reaksi sedang. Akan muncul setelah 45 menit - 20 jam setelah bayi meminum susu sapi, yang ditandai dengan muntah dan diare.  
  2. Reaksi lambat. Umumnya gejala berupa diare, konstipasi (sulit BAB) dan dermatitis (eksim kulit), baru akan terlihat setelah lebih dari 20 jam.
Segera tindak lanjuti
Jangan menyepelekan gejala yang ditimbulkan, karena jika tidak segera ditindaklanjuti akan mempengaruhi semua organ tubuh dan bahkan prilaku anak.
 
Yang perlu Anda perhatikan dan lakukan adalah :
  • Berikan ASI. Namun jika produksi ASI tidak banyak, Anda perlu memperhatikan pemberian susu sapi pada bayi. Ganti ASI dengan susu formula terhidrolisa sebagian (partially hidrolized), dan terhidrolisa penuh (extensively hydrolized). Perhatikanlah reaksinya setelah diberi susu. Jika muncul gejala yang mencurigakan, segera hentikan dulu pemberian susu sapi.
  • Konsultasikan masalah bayi Anda pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik dan tepat.  
  • Hindari memberikan makanan pemicu alergi seperti telur, ikan laut, kacang-kacangan dan buah-buahan tertentu. Biasanya bayi yang alergi susu sapi juga mengalami alergi terhadap makanan lainnya. 
  • Orangtua yang memiliki riwayat alergi cenderung berisiko tinggi menurunkan penyakit alergi ini pada bayi yang dilahirkan. Sejumlah ahli alergi munologi menyakini, risiko mengalami alergi pada bayi sekitar 30 persen jika salah satu orangtua menderita alergi. Risiko akan meningkat dua kali lipat jika kedua orangtua adalah penderita alergi.

No comments:

Post a Comment