Monday, July 9, 2012

Melatih Kemandirian pada Anak-anak Sejak Dini


REP | 08 July 2012 | 11:48 Dibaca: 246   Komentar: 9   1 dari 1 Kompasianer menilai inspiratif
1341720202411908801
sumber gambar: baltyra.com
Memiliki anak yang mandiri dan cerdas merupakan impian setiap orang tua, apalagi anak-anak kelak akan menghadapi persaingan yang makin berat di dunia kerja. Melatih kemandirian pada anak-anak harus dilakukan sejak dini, mengapa demikian? karena bekal kemandirian yang telah mereka dapatkan sejak kecil akanmembentuk mereka menjadi pribadi yang mandiri, cerdas, kuat dan percaya diri ketika mereka menginjak dewasa nanti, sehingga mereka telah siap menghadapi masadepannya dengan baik.
Sayangnya, tidak sedikit orang tua yang tidak biasa membiarkan anak-anak mereka mengerjakan segala sesuatunya  sendiri, bahkan banyak orang tua yang merasa tidak tega jika melihat anaknya sibuk menyiapkan keperluan pribadinya sendiri. Biasanya, hal ini sering terjadi pada  keluarga yang memiliki pembantu/pengasuh di rumahnya. Semua pekerjaan yang sebenarnya  bisa dilakukan anak-anaknya sendiri, malah dibebankan pada pembantunya. Alasan, buat apa ada pembantu jika masih dikerjakan majikan dan anak-anaknya? padahal, tugas pembantu adalah hanya untuk membantu pekerjaan rumah tangga yang tidak bisa ditangani majikan itu sendiri. Alhasil, anak-anak cenderung memiliki ketergantungan pada pembantunya. Bahkan, anak yang sudah terbilang dewasa pun enggan mengerjakan pekerjaan yang  cukup ringan.
Bila  kita ingin memiliki  anak yang mandiri, lakukanlah sejak dini. Mulailah dari hal-hal kecil terlebih dahulu yang tentunya disesuaikan dengan tingkat usia anak. Saya pribadi selalu mengajarkan ketiga anakku untuk mengerjakan apapun sendiri. Bahkan anakku yang paling bungsu sudah terbiasa melakukan apapun sendiri, meskipun umurnya baru 3 tahun. Dari mulai mandi, menyiapkan baju, dandan, makan, semuanya dilakukan si bontot ini sendiri, malah cenderung tidak mau dibantu ibunya. Meskipun hasil kerjanya tidak rapi, tapi pekerjaannya patutlah kita berikan apresiasi. Sebagai hadiah, janganlah segan2 untuk  memberikan pujian pada anak-anak. Tunjukkan bahwa  kita  bangga pada mereka karena telah mampu mengerjakannya sendiri dengan senang hati.
Memang, kemandirian anak tentulah berbeda-beda tergantung tingkat usianya. Anakku yang paling besar,  tahun ini naik ke kelas 5, sudah pandai mengatur dirinya sendiri,  mengerjakan keperluannya sendiri, Memecahkan masalah sendiri, dan yang terpenting sudah bisa membedakan mana hal yang baik dan mana hal yang buruk. Namun,   peranan sebagai seorang ibu tetaplah harus diperhatikan. Sebagai ibu rumah tangga dan sekaligus mentor bagi anak-anaknya, harus pintar-pintar memberikan arahan, perhatian, dan mengawasi kegiatan mereka namun tidak over protektif, supaya mereka tidak kehilangan kepercayaan dirinya.
Anakku yang paling besar, laki-laki, sejak dia TK saya biasa membiarkannya berangkat ke sekolah sendiri, menyiapkan keperluan sekolah sendiri, saya hanya mengawasi dan mengarahkan. Hasilnya, ketika dia masuk Sekolah Dasar, dia sudah siap menghadapinya dengan percaya diri. Sekarang sudah naik kelas 5, kemandiriannya kian bertambah, bila dia menginginkan sesuatu maka dia akan mengusahakannya sendiri. Memasak yang ringan-ringan pun dia sudah tak canggung lagi, membuat nasi goreng, ceplok telur, dadar telur,dan memasak Mie instan sudah lihai dia kerjakan sendiri. Makanya saya pun merasa tidak khawatir jika sewaktu-waktu saya tinggalkan dia sendiri di rumah. Menjaga rumah atau sekedar mengurusi adiknya yang masih TK adalah pekerjaan yang mudah baginya.
Sekarang saya mulai menyusun lagi rencana untuk mereka, menerapkan sistem punishment and rewards pada anak-anak. Saya, bapaknya dan anak-anak sudah membuat kesepakatan, barang siapa yang berperilaku baik dan mandiri,  maka setiap tindakan akan kami berikan bintang dan akan dihitung tiap bulannya dan akan ditukar dengan hadiah yang telah kita rembugkan bersama. Hadiahnya tak perlu yang mahal, hadiah bisa disesuaikan dengan kebutuhannya. Dan apabila ada yang melanggar aturan kita sepakat memberikan hukuman, hukumannya tentu yang lebih mendidik, mengarah pada melatih kemandirian mereka.
Kenapa saya memakai cara punishment and rewards? karena saya agak sedikit mengalami kesulitan dengan anakku yang nomor 2, dia perempuan dan dia masih terbilang  manja dibanding adiknya. Kemarin dia cukup bersemangat ketika saya berjanji akan memberikan reward padanya jika mau bersikap mandiri. Karena saya tahu pasti anakku yang tengah ini mampu, hanya karena rasa cemburu pada adiknya maka dia agak sedikit berlebihan dalam  mencari-cari perhatian dari saya dan bapaknya, tapi saya cukup memahaminya karena seusia dia memang masih suka membanding-bandingkan perlakuan kita kepada adiknya yang masih kecil yang sering membuatnya cemburu, apalagi adiknya sama-sama perempuan. Dan saya yakin, anakku yang satu ini akan tumbuh menjadi anak yang mandiri dan cerdas.
Berikut ini adalah tips untuk melatih anak anda hidup mandiri :
  • Berikan pujian terhadap kegiatan positif yang telah dilakukan anak, meskipun hasilnya kurang memuaskan, tetapi pujian dapat memberikan motivasi kepada anak untuk berbuat yang sama dilain waktu.

  • Orangtua atau pengasuh, sebaiknya jangan langsung memberikan bantuan jika anak mengalami kesulitan. Berilah dorongan agar anak tidak mudah menyerah.

  • Jika anak menginginkan sesuatu seperti kartun di televisi, buku bacaan atau majalah anak, berilah kesempatan kepada anak memilih. Jika memang apa yang dipilih oleh anak kurang baik buat mereka, berilah alasan yang dapat dia terima mengapa harus memilih yang lain.

  • Dorong dan terus berilah motivasi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang positif buat anak, pupuk dan latih terus bakat tersebut.

  • Sekali-kali ajak dan pancing si anak berdiskusi dan memberikan pendapat terhadap suatu permasalahan.

  • Ajak anak untuk peka terhadap lingkungan dan membantu sesamanya, baik itu teman di sekolah maupun di rumah

  • Ajak anak untuk berkhayal tentang masa depan, misalnya apa yang menjadi cita-citanya kelak.

  • Yang lebih penting lagi ajarkan anak bergantung pada-Nya (Allah), ajarkan ibadah sejak dini. Dengan begitu saat anak mengalami masalah yang berat, mereka tidak akan mudah masuk dalam pelarian yang merusak masa depannya seperti mengkonsumsi minuman keras, terjerumus narkoba dan sebagainya. (Sumber:KPAI)
Akhir Kata, semoga kita selalu diberikan kekuatan dan kesabaran dalam mendidik dan membimbing putra putri kita sehingga mereka bisa menjadi manusia yang  berguna bagi nusa, bangsa, negara dan agama. Membentuk karakter dan pribadi yang baik dan mandiri sejak dini, akan menjadikan putra putri kita siap menghadapi perkembangan zaman yang sarat akan persaingan.

No comments:

Post a Comment